Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nanatsu no Taizai (Jepang: 七つの大罪), yang diterbitkan di Indonesia dengan judul Seven Deadly Sins, adalah sebuah seri manga shōnen Jepang bergenre fantasi yang ditulis dan diilustrasikan oleh Nakaba Suzuki. Manga ini dimuat berseri dalam majalah Weekly Shōnen Magazine terbitan Kodansha sejak bulan Oktober 2012 hingga Maret 2020, dan bab-babnya telah dibundel menjadi empat puluh satu volume tankōbon. Manga ini menampilkan latar yang mirip dengan Eropa pada Abad Pertengahan, dan kelompok utamanya merupakan para ksatria yang melambangkan tujuh dosa besar.
Manga ini telah diadaptasi menjadi seri anime sebanyak tiga musim yang diproduksi oleh A-1 Pictures dan Studio Deen. Sebuah film berjudul The Seven Deadly Sins the Movie: Prisoners of the Sky ditayangkan perdana pada tanggal 18 Agustus 2018.
Manga ini telah dilisensi oleh Kodansha USA untuk diterbitkan dalam bahasa Inggris di Amerika Utara, sementara bab-bab tunggalnya dirilis secara digital oleh Crunchyroll di lebih dari 170 negara secara serentak ketika dirilis di Jepang. Netflix memperoleh hak streaming eksklusif bahasa Inggris untuk seri anime-nya, sedangkan Funimation saat ini memiliki hak distribusi video rumahannya.
Hingga tahun 2018, Seven Deadly Sins telah terjual sebanyak lebih dari 30 juta kopi dalam sirkulasi. Manga ini memenangkan Penghargaan Manga Kodansha ke-39 untuk kategori shōnen pada tahun 2015.
Seven Deadly Sins dahulunya merupakan sebuah kelompok aktif yang terdiri dari para ksatria di wilayah Britannia (ブリタニア, Buritania), yang dibubarkan setelah mereka dituduh akan menggulingkan Kerajaan Liones (リオネス王国, Rionesu Ōkoku). Mereka disebut-sebut dikalahkan di tangan para Holy Knight (Ksatria Suci), namun berbagai rumor terus menyebut bahwa mereka masih hidup. Sepuluh tahun kemudian, para Holy Knight merencanakan kudeta dan menangkap sang raja, dan menjadi para penguasa tiran di kerajaan. Sementara itu, putri ketiga raja Liones yaitu putri Elisabeth tidak sengaja mendengarkan rencana tentang kudeta yang diusung oleh kesatria suci. Raja pun memintanya untuk pergi mencari Nanatsu dan 6 kesatria lainnya untuk menghalangi rencana kudeta tersebut dan mengalahkan musuh kerajaan yang sebenarnya dan memohon bantuan kepada mereka untuk merebut kembali kerajaan dari para Holy Knight.
SpongeBob SquarePants merupakan serial kartun hit yang menghiasi layar kaca selama puluhan tahun. Serial kartun itu menghibur anak-anak berbagai generasi lewat cerita berlatar dunia bawah laut, Bikini Bottom.
Cerita itu menampilkan kehidupan SpongeBob SquarePants bersama karakter di sekitarnya, seperti Patrick Star, Squidward, Sandy, dan Mr. Krabs.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka kerap berurusan dengan tingkah polah SpongeBob dan Patrick yang mengundang gelak tawa. Kisah mereka menjadi semakin berwarna karena setiap karakter juga punya sifat dan latar belakang yang beragam.
Namun, di balik itu, sejumlah karakter SpongeBob SquarePants diyakini memiliki makna lebih dalam, salah satunya adalah teori tujuh karakter serial itu merepresentasikan tujuh dosa mematikan atau seven deadly sins.
Ajaran yang dimuat di Alkitab itu menyebut terdapat dosa-dosa tercela di dalam ajaran Kristen. Ketujuh dosa tersebut, yakni Sloth (malas), Gluttony (rakus), Pride (sombong), Lust (nafsu), Greed (serakah), Envy (iri), dan Wrath (amarah).
Escanor, Lion’s Sin of Pride
Di dalam animenya, Escanor sempat diceritakan mati. Hal ini juga dikuatkan lantaran pria bertubuh kekar ini baru muncul dan melengkapi reuni para anggota Seven Deadly Sins di pertengahan season kedua. Karakter ini pun diceritakan sangat kuat ketika muncul awal-awal dengan mampu mengalahkan dua anggota Ten Commandement sekaligus.
Ternyata, kekuatan Escanor berasal dari kemampuan bernama Sunshine yang membuatnya bisa tampil sangat kuat di kala matahari menjelang. Dengan begini, Escanor seakan-akan besar kepala dan tak terkalahkan. Meski begitu, kelemahannya pun sangat mudah diprediksi, yakni waktu malam kala dirinya bakal berubah menjadi manusia biasa yang sangat lemah.
Nah, berikut adalah makna dan kekuatan dari para anggota Seven Deadly Sins. Mana dari ketujuh karakter Holy Knight ini yang jadi favorit kalian? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga tulisan menarik lainnya dari anime hanya di KINCIR.
Semua orang pasti pernah berbuat dosa. Meskipun begitu, tahukah kamu bahwa semua dosa yang kita lakukan sesungguhnya berakar dari tujuh dosa pokok dasar manusia (7 deadly sins)?
Meski berasal dari ajaran Kristiani, tujuh poin tersebut terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari seluruh manusia. Dosa-dosa pokok ini, disebut sebagai akar masalah dari dosa lain yang mampu menghancurkan manusia. Apa saja?
Your punishment in Hell will be
You'll be thrown into snake pits. Dance, sinner, dance!
Ban, Fox’s Sin of Greed
Rasa serakah jadi salah satu dosa yang paling besar. Inilah yang menghampiri sosok Ban, manusia yang kala itu mengejar keabadian. Dalam latar belakangnya, Ban diceritakan memperoleh keabadian dengan meminum Fountain of Youth di Kerajaan Peri. Ban pun berubah menjadi immortal meski dirinya lebih suka dipanggil sebagai undead alias enggak bisa mati.
Di dalam anime, Ban adalah salah satu karakter yang cukup problematik. Berparas paling seram di antara tujuh lainnya, Ban pun punya sisi lain yang cukup menyentuh. Dia merasa punya hutang sangat besar lantaran diselamatkan oleh Elaine dari serangan Iblis Merah. Inilah mengapa Ban jadi anggota yang ingin keluar lantaran tujuan hidupnya adalah mencari dan menghidupkan kembali Elaine.
Gluttony (kerakusan)
Rakus dapat diartikan sebagai keinginan untuk makan dan minum secara berlebihan. Ini bisa menyebabkan seseorang mencuri hingga tidak ingin berbagi dengan yang lebih membutuhkan.
Agar terhindar, kita bisa melatih diri dengan berpuasa dan membuat pantangan makanan tertentu.
Kemalasan adalah perasaan enggan bertindak atau melakukan hal-hal positif dalam diri kita. Ini mampu membuat kita melakukan cara curang untuk mencapai tujuan.
Untuk terhindar dari dosa ini, kita perlu memotivasi diri untuk terus bersikap tekun dan disiplin.
Itu tadi tujuh dosa pokok manusia yang menjadi akar dasar dosa lainnya. Yuk, coba kendalikan tujuh hal tersebut agar bisa hidup lebih damai!
Baca Juga: [Puisi] Bahtera dan Sebuah Dosa
Sloth is the avoidance of physical or spiritual work.
You're shiftless, lazy, and good fer nuthin'.
Pride (keangkuhan)
Keangkuhan adalah perasaan seseorang yang menilai diri mereka terlalu tinggi. Dosa ini membuat seseorang jadi mudah merendahkan orang lain.
Untuk terhindar dari dosa keangkuhan, kita perlu lebih bersikap rendah hati. Misalnya, dengan mau menerima sesama tanpa pamrih.
Ketamakan adalah keinginan untuk memiliki lebih dari cukup. Ketika seseorang haus akan kekayaan dan harta, ia cenderung akan melakukan dosa-dosa lain seperti korupsi dan mencuri.
Untuk terhindar dari dosa ini, kita bisa rutin melakukan kegiatan amal untuk menumbuhkan rasa ingin memberi pada sesama.
Iri hati adalah sikap cemburu dan kecewa karena merasa diri kita kurang. Umumnya, perasaan ini timbul karena membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Agar terhindar dari dosa ini, kita perlu belajar bersyukur dan menerima diri apa adanya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Kemarahan adalah perasaan kesal, dendam, dan amarah yang dilampiaskan dengan kejam. Dosa pokok ini menyebabkan seseorang tega mencelakai hingga membunuh orang lainnya. Agar terhindar, kita perlu belajar menenangkan diri dan mengontrol emosi.
Baca Juga: Review Film Ave Maryam: Pergulatan Batin Antara Nafsu, Cinta, dan Dosa
Hawa nafsu berhubungan dengan keinginan dasar untuk melampiaskan hasrat seksual. Hal ini yang kemudian membuat orang tega melakukan zinah hingga pemerkosaan.
Untuk terhindar dari dosa ini, kita perlu mengontrol hasrat nafsu dengan menghindari hal-hal pemicu hasrat tersebut.
Origin of the currently recognized seven deadly sins
These "evil thoughts" can be categorized as follows:[3]
The fourth-century monk Evagrius Ponticus reduced the[which?] nine logismoi[clarification needed] to eight, as follows:[4][5]
Evagrius's list was translated into the Latin of Western Christianity in many writings of John Cassian,[7][8] thus becoming part of the Western tradition's spiritual pietas or Catholic devotions as follows:[3]
In AD 590, Pope Gregory I revised the list to form a more common list.[9] Gregory combined tristitia with acedia and vanagloria with superbia, adding envy, which is invidia in Latin.[10][11] (It is interesting to note that Pope Gregory's list corresponds exactly to the traits described in Pirkei Avot as "removing one from the world." See Pirkei Avot 2:11, 3:10, 4:21 and the Vilna Gaon's commentary to Aggadot Berakhot 4b.)[12] Thomas Aquinas uses and defends Gregory's list in his Summa Theologica, although he calls them the "capital sins" because they are the head and form of all the other sins.[13] Christian denominations, such as the Anglican Communion,[14] Lutheran Church,[15] and Methodist Church,[16] still retain this list, and modern evangelists such as Billy Graham have explicated the seven deadly sins.[17]
King, Grizzly’s Sin of Sloth
King adalah sebutan yang dia peroleh sebagai pewaris Kerajaan Peri. Karakter bernama asli Harlequin ini adalah pangeran yang sangat malas lantaran dirinya hanya suka tidur dan makan saja. Parasnya pun sempat berubah menjadi gendut meski dirinya bisa berubah lagi menjadi anak kecil yang kurus.
Kekuatan King bertumpu pada senjata tombak saktinya bernama Chastiefol dan bantal besar miliknya yang bisa berubah wujud. Jika bersungguh-sungguh, King bisa membangkitkan senjatanya menjadi pembunuh yang berbahaya. Sayangnya, King benar-benar punya masalah yang pelik dengan rasa malasnya terlebih kesan acuh tak acuh pada apa pun.
Meliodas, Dragon’s Sin of Wrath
Di dalam anime, Meliodas adalah kapten dan pemimpin dari organisasi ini. Dirinya mewakili dosa wrath alias amarah. Inilah kenapa Meliodas sangat takut membangkitkan potensi kekuatan terdalamnya karena karakter ini bisa menjelma jadi iblis yang menakutkan dan mengancam siapa pun termasuk kawan-kawannya.
Di dalam anime, kekuatan utama Meliodas bernama Full Counter di mana dirinya bisa membalikkan serangan musuh. Selain itu, Meliodas juga bisa melakukan revenge alias balas dendam saat dirinya akan menerima serangan musuh dan mengembalikannya berkali-kali lipat. Meski berwujud anak kecil, Meliodas bisa marah besar kalau terpojok!
Patrick Star (Sloth)
Bill Fagerbakke sebagai Patrick Star dalam episode Arrgh!/Rock Bottom SpongeBob SquarePants (1999). (Nickelodeon Animation Studio via IMDb)
Teori fan menilai Patrick Star sebagai sosok yang merepresentasikan kemalasan berlebih alias Sloth. Sifat malas Patrick itu menjadi salah satu yang paling menonjol dalam cerita.
Ia dikenal sebagai karakter pemalas hingga pernah mendapatkan penghargaan karena tidak melakukan apa pun. Sifat malas juga tampak dari gaya bicara Patrick yang lambat hingga seperti meracau tak jelas.
Gary dalam episode FarmerBob/Gary & Spot SpongeBob SquarePants. (Nickelodeon Animation Studio via IMDb)
Sifat Gluttony atau rakus melekat dalam Gary, siput peliharaan SpongeBob. Gary diibaratkan menjadi sifat itu karena tidak banyak berbuat selain makan.
Bahkan, salah satu episode menunjukkan Gary kabur karena tidak diberi makan. SpongeBob juga sering memberi makan Gary dengan porsi yang berlebihan.
Plankton dalam Serial SpongeBob SquarePants. (Nickelodeon Animation Studio via IMDb)
Plankton menjadi salah satu karakter dengan kepribadian yang ikonis, yakni iri terhadap keberhasilan Mr. Krabs. Sifat itu menjadi representasi dari dosa dalam seven deadly sins, Envy atau iri.
Kepribadian itu terlihat jelas dari sikap Plankton yang amat terobsesi resep rahasia Krusty Krab. Ia melakukan segala cara agar dapat mencuri resep rahasia milik Mr. Krabs tersebut.
Tom Kenny sebagai SpongeBob dan Clancy Brown sebagai Mr. Krabs dalam episode Kenny the Cat/Yeti Krabs Patty SpongeBob SquarePants (1999). (Nickelodeon Animation Studio via IMDb)
Sementara itu, Mr. Krabs yang menjadi bos SpongeBob sekaligus pesaing Plankton juga menjadi simbol salah satu dari tujuh dosa mematikan.
Ia merupakan simbol dari Greed alias sifat serakah. Keserakahan Mr. Krabs bisa dilihat dari sifatnya yang begitu cinta dengan uang. Hal itu membuatnya mencoba mencari keuntungan dari semua yang terjadi di Bikini Bottom.
Dari sini pula berkembang teori yang lebih mengerikan, yakni Mr. Krabs adalah kanibal karena menggunakan daging kepiting untuk Krabby Patty sehingga membuat makanan itu begitu spesial dan laris di pasaran.
Rodger Bumpass sebagai Squidward dalam episode Mustard O' Mine/Shopping List SpongeBob SquarePants (1999). (Nickelodeon Animation Studio via IMDb)
Kemarahan alias Wrath juga masuk salah satu sifat dalam Seven Deadly Sins. Dosa tersebut ditampilkan dari karakter Squidward.
Karakter cumi-cumi penggerutu itu dikisahkan selalu marah terhadap tingkah polah SpongeBob, terutama ketika bersama Patrick. Ia menjadi orang yang mudah marah dan begitu sensitif.
Sandy Cheeks dalam serial animasi SpongeBob SquarePants. (Nickelodeon Animation Studio via IMDb)
Sandy digambarkan sebagai karakter yang amat kompetitif, memiliki ego tinggi, dan sangat mengagungkan asal-usulnya. Ia juga seringkali memamerkan kecerdasan dan tubuhnya yang bugar serta atletis.
Kecenderungan sombong tersebut menjadikan Sandy menjadi karakter yang identik dengan sifat sombong atau Pride.
SpongeBob sebagai karakter utama turut disorot sebagai salah satu karakter yang menjadi simbol dari Seven Deadly Sins. Meski kerap dikaitkan dengan nafsu seksual, lust dalam serial ini lebih menggambarkan perasaan SpongeBob yang berlebihan.
Sifat itu terlihat dari SpongeBob yang begitu mencintai karakter lain hingga tahap mengganggu, tanpa memedulikan respons atau sikap sekitarnya. Salah satunya adalah Squidward yang bahkan kerap tidak menganggap SpongeBob temannya.
SpongeBob juga terlihat punya keinginan kuat untuk dicintai, apa pun konsekuensinya.
Rodger Bumpass dan Tom Kenny sebagai Squidward dan SpongeBob dalam episode Man Ray Returns/Larry the Floor Manager SpongeBob SquarePants (1999). (Nickelodeon Animation Studio via IMDb)
Ketika masih hidup, Stephen Hillenburg selaku kreator sama sekali tidak mengomentari teori seven deadly sins dalam serial SpongeBob SquarePants. Namun, ia sempat mengungkapkan inspirasi di balik serial hit itu.
"Saya ingin SpongeBob begitu mencintai pekerjaannya. Saya selalu membayangkan seorang anak pergi ke McDonald's dan melihat karyawannya memasak dan berpikir itu adalah pekerjaan terbaik di dunia ini: 'Kamu bisa makan hamburger selamanya!" kata Hillenburg kepada Guardian pada 2016.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Set of vices in Christian theology
The seven deadly sins (also known as the capital vices or cardinal sins) function as a grouping classification of major vices within the teachings of Christianity.[1] According to the standard list, the seven deadly sins in Christianity are pride, greed, wrath, envy, lust, gluttony, and sloth.
In Christianity, the classification of deadly sins into a group of seven originated with Tertullian, and continued with Evagrius Ponticus.[2] The concepts of the sins involved were in part based on Greco-Roman and Biblical antecedents. Later, the concept of seven deadly sins evolved further, based upon historical context based upon the Latin language of the Roman Catholic Church, though with a significant influence from the Greek language and associated religious traditions. Knowledge of the seven deadly sin concept is known through discussions in various treatises and also depictions in paintings and sculpture, for example architectural decorations on certain churches of certain Catholic parishes and also from certain older textbooks.[1] Further information has been derived from patterns of confessions.
Subsequently, over the centuries into modern times, the idea of sins (especially seven in number) has influenced or inspired various streams of religious and philosophical thought, fine art painting, and modern popular culture media such as literature, film, and television.